Nov 8, 2023
Artikel ini ditulis oleh Muhammad Trisna Kusuma Wardana
Darurat sampah tidak hanya di lihat dari sampah plastik saja, namun sampah kertas harus menjadi perhatian bersama. Sampah kertas menempati tempat kedua jumlah terbesar dengan porsi 11,04% berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK). Sehingga penting bagi kita untuk memperhatikan penggunaan dan daur ulang limbah kertas.
Realitas ini menjadi perhatian tersendiri bagi Dewan Anak Mataram (DAM), sebuah organisasi yang bergerak dibidang pemenuhan hak anak dan kesejahteraan anak yang di inisasi dan beranggotakan anak — anak di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Isu perubahan iklim yang menjadi permasalahan bagi keberlanjutan generasi selanjutnya menjadi konsen serius organisasi ini.
Inisiatif Save Our Paper: Menyikapi Limbah Kertas dengan Lebih Bijak
Salah satu usaha DAM untuk menanggulangi permasalahan ini diwujudkan dalam program Save Our Paper yang secara rutin di lakukan. Inisiasi ini dilatarbelakangi oleh tidak maksimalnya penggunaan kertas buku yang masih layak guna, yang mana justru berujung menjadi limbah kertas. Ditambah lagi, banyak pohon-pohon yang ditebang dalam proses pembuatan buku yang tidak berkelanjutan akan berakibatkan pada ketidakseimbangan ekologis. Hal ini pun berujung pada sejumlah bencana seperti longsor dan banjir.
Untuk itu, Save Our Paper dilaksanakan dalam rangka untuk mendaur ulang sisa kertas yang layak pakai untuk dijadikan buku baru dengan proses pembuatan yang mudah. Buku yang sudah jadi akan disalurkan kepada anak. Gerakan ini juga diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kesadaran pelajar tentang pentingnya gaya hidup zero waste, khususnya di Kota Mataram.
Photo by Jen Theodore on Unsplash
Save Our Paper dalam Menyongsong Sustainable Development Goals
Program Save Our Paper ini sudah ada sejak tahun 2012 dan diadakan untuk menyongsong semangat keberlanjutan lingkungan global yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Terlebih, program ini linier dengan poin SDGs ke-4 quality education; ke-11 sustainable cities and communities ; ke-12 responsible consumption and production; ke-13 climate action; dan ke-15 life on land.
Pertama, Save Our Paper menjadi salah satu jawaban dari SDGs ke-12 responsible consumption and production,program ini mengajarkan anak anak dan kita untuk menjadi konsumen yang responsible terhadap sampah atau limbah yang kita hasilkan. Program ini secara spesifik hendak mengajak untuk menjadi konsumen yang bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah kertas untuk mengurangi dampak ekologisnya.
Kedua, inisiatif ini menyadari menjadi bagian dari aksi penanggulangan perubahan iklim, seperti tertuang dalam poin SDGs ke-13 . Save Our Paper berkontribusi dalam langkah ini dengan meminimalisir jumlah karbon yang meningkat, terutama terkait dengan deforestasi yang kerapkali berkaitan dalam proses pembuatan buku. Hal ini pun turut selaras dengan poin SDGs ke-15, sebagaimana program ini upaya untuk melindungi keanekaragaman hayati dan mengatasi degradasi lahan.
Photo by Yannis H on Unsplash
Terakhir, program Save Our Paper berkontribusi pula pada peningkatan kualitas pendidikan, sebagaimana poins SDGs ke-4, dengan menargetkan anak anak khususnya siswa yang duduk di bangku SD dan SMP di sekolah daerah pesisir dan juga pondok pesantren. Sasaran utaman adalah sekolah dengan indeks ketidakmampuan dan keterbatasan ekonomi yang tinggi. Mereka diberikan pengetahuan dan diajarkan untuk menciptakan menciptakan buku baru dari limbah kertas sisa buku catatan yang tidak digunakan lagi — sebuah pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku sekolah.
Para siswa akan dipandu dalam proses daur ulang. Bagian belakang buku yang tidak digunakan akan di robek dan dikumpulkan dan diolah menjadi buku yang baru. Pemanduan dalam proses pengolahan ini tidak hanya akan meningkatkan kepedulian anak terhadap limbah kertas, namun sekaligus juga melatih keterampilan anak. kreativitas anak juga terasah dengan proses pemanfaatan limbah untuk menjadi barang layak pakai.
Pada akhirnya, kesadaran dan keahlian ini akan investasi dalam menciptakan hidup berkelanjutan di masa mendatang. upaya berkelanjutan dan partisipasi anak-anak dapat memberikan solusi konkret terhadap tantangan global, menjembatani antara kepedulian lingkungan, pendidikan, dan kreativitas dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tentang Penulis
Muhammad Trisna Kusuma Wardana adalah aktivis pemenuhan hak anak sedari 2018, ia memulai langkahnya di Dewan Anak Mataram,dan sekarang berada di Young People Action Team UNICEF East Asia and Pasific.Menurutnya pemenuhan hak anak yang 4,10 dan 31 adalah hal yang harus di penuhi dan di dapatkan oleh anak anak agar anak dapat tumbuh maksimal sesuai potensi yang dimiliki.Trisna berperan dalam dalam mengatasi isu pemenuhan hak anak melalui Gerakan yang ia inisiasikan sendiri,melalui organisasi anak dan pemuda ,dan juga kolaborasi dengan NGO dalam bentuk program pengembangan,kampanye,advokasi,tot,peer to peer dan cara kreatif lainya.Berkolaborasi dan bermitra dengan khalayak banyak yang memiliki tujuan yang sama mendorong semangat Trisna untuk terus bergerak memperjuangkan hak-hak anak.