Oct 16, 2024
Kantor Staf Presiden melalui Indonesia Future Network (IFN) edisi Future Energy and Climate mengumpulkan 20 tokoh muda energi dan iklim dari berbagai latar belakang untuk membahas rekomendasi aksi kolaborasi dalam energi dan iklim.
"Perubahan iklim nyata, bukan mitos. Kesadaran harus dibangun mulai sekarang agar ke depannya mudah dalam menangani masalah ini. Melalui IFN, saya melihat semangat generasi muda yang mau terlibat dan mencari inovasi untuk transisi energi,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Rabu (16/10).
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, menekankan pentingnya memberikan kepada generasi muda terkait upaya transisi energi.
“Transisi energi menuju Net Zero Emission harus dilakukan untuk menjamin ketahanan energi, mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan memitigasi perubahan iklim. Ini adalah sebuah keniscayaan jika kita ingin sukses dan tumbuh di masa depan,” tutur Rachmat.
Sementara itu, Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa pengembangan energi terbarukan adalah prioritas utama pemerintah. Itu harus dilakukan untuk memastikan masa depan energi Indonesia baik-baik saja.
"Kami berupaya menciptakan sistem yang lebih efisien untuk mendukung investasi energi terbarukan, termasuk mempercepat proses perizinan dan mengurangi hambatan biaya. Ini akan membuka jalan bagi energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan di Indonesia," kata Eniya.
Menambahkan perspektif pentingnya peran generasi muda, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga, Hasintya Saraswati, menyampaikan bahwa pemuda harus menjadi bagian aktif dalam proses penanganan krisis iklim. Pemuda merupakah subjek penting dalam proses penanganan masalah ini karena merupakan generasi yang akan terdampak.
"Kami berharap melalui IFN, pemuda dapat berperan aktif didalam proses ini,” ujar Hasintya.
Sejalan dengan itu, Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil, menyampaikan bahwa krisis iklim adalah isu kompleks yang memerlukan sinergi antara inovasi dan regulasi.
“Kami berharap IFN menjadi jembatan dialog dan aksi nyata antara Pemerintah, sektor swasta, dan komunitas masyarakat,” ujar Cazadira Fediva Tamzil.
IFN merupakan kolaborasi antara Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), berkolaborasi dengan Pijar Foundation dan Perkumpulan Warga Muda.
Merespon nyata berbagai tantangan nasional dan global, IFN hadir sebagai forum kolaboratif bulanan yang mempertemukan Pemerintah, pemimpin muda, dan sektor swasta untuk merumuskan aksi-aksi solusi nyata.
Sebagai bagian dari forum, para peserta IFN menyusun Rencana Aksi Kolaborasi yang berfokus pada dekarbonisasi transportasi, akselerasi energi terbarukan, serta tata kelola maritim dan karbon. IFN Future Energy and Climate diharapkan dapat menjadi titik awal bagi aksi-aksi iklim dan energi yang lebih progresif dan inklusif. (Z-11)
Editor : Andhika
Berita ini telah tayang di mediaindonesia.com dengan judul: Generasi Muda Dirangkul untuk Tangani Krisis Iklim dan Energi